Panduan Memilih Rumah Islami

| |

Berada di lingkungan Islami, dikelilingi tetangga shalih dan dekat dengan masjid adalah deretan daftar yang perlu diperhatikan saat memilih rumah. Apa lagi, ya, yang perlu dipertimbangkan dalam memilih rumah?
"Kemana, ke mana, kemana... kuharus mencari kemana?" Ghulam, anak Intan yang berusia empat tahun terus menggumamkan lirik lagu dangdut yang tengah popular tersebut. Intan tentu saja gusar. Seingatnya, ia telah berusaha menjaga sang anak dari pengaruh televisi atau pertemanan yang kurang baik.

Intan lantas berkisah pada suaminya, yang ternyata juga prihatin akan hal yang sama. "Mungkin, kita perlu cari kontrakan baru, Dik. Jangankan Ghulam yang otaknya masih seperti spons, menyerap apa saja yang dia lihat atau dengar. Mas juga kalau sedang mengaji jadi terganggu sama lagu-lagu dangdut itu, "ujar Agung serius.

Kegundahan Intan dan Agung bersumber dari satu hal. Hanya berjarak bebarapa meter dari rumah kontrakan mereke, kini dibangun sebuah aula desa. Setiap akhir pekan, dari pagi hingga tengah malam, alunan lagu-lagu dangdut terdengar dari aula tersebut. Mengapa demikian? Tentu saja karena banyak yang masih salah kaparah tengant hakikat walimatul 'ursy! Sehingga setiap ada pernikahan digelar di sana, selalu penuh nyanyian dan tarian. Astaghfirullah.


Intan menghela nafas, "iya, Mas. Adik setuju. Sambil menabung untuk membeli rumah yang ideal bagi keluarga kita. Memang sebaiknya kita pindah ke kontrakan lain."

"Bismillah, Dik. Yuk, cari yang dekat masjid. Rasanya Ghulam sudah Cukup umur untuk Mas ajak ke masjid," Agung tersenyum manis. Intan membalasnya, tidak kalah manis.

Tidak hanya Intan dan Agung. Banyak Muslim dan Muslimah lain yang berkeinginan memiliki tempat tinggal yang Islami. Nisrina, misalnya. Sejak diterima di Institut Teknologi Bandung beberapa bulan lalu, ia masih menumpang di kamar kos kakak sepupunya. Akan tetapi, rumah kos kakak sepupunya yang bercampur antara lelaki dan perempuan mebuatnya tidak nyaman. Nisrina ingin pindah! Kalau bisa, ke kosan khuss Muslimah yang ada jadwal tahajud-nya. Atau Salahuddin, yang setelah menabung selama sepuluh tahun, ingin membelikan rumah untuk istri dan kedua anaknya. Puluhan brosur perumahan sudah ia pelajari satu per satu. Akan tetapi, ia masih saja bingung. Banyak yang ia pertimbangkan, desain rumah, akses kendaraan umum, keamanan, lokasi masjid, hingga tetangganya.

Bagaimana, ya, Islam mengajarkan kita dalam membeli rumah, memilih kontrakan, bahkan kamar kos?

Memilih Pasangan Shalih
Ini tahap pertama yang harus diperhatikan sebelum memilih rumah. Lho, apa hubungannya memilih rumah dengan pasangan shalih? Bagi yang belum menikah, mencari pasangan yang hidupnya berorientasikan ridha Allah adalah hal utama untuk mewujudkan rumah Islami kelak. Sayang apabila rumah kita sudah berada dekat dengan masjid, namun sang suami tidak terpanggil hatinya untuk melangkahkan kaki ke rumah Allah.

Bagi yang alhamdulillah telah dikaruniai pasangan yang insya' Allah shalih atau shalihah, bersama saling membimbing dan memperbaiki diri agar semakin dekat dengan Allah juga merupakan hal utama sebelum mencari rumah Islami. Dengan demikian, rumah nantinya tidak hanya berwujud bangunan fisik, melainkan rumah penuh kebahagiaan, madrasah generasi unggul yang didambakan ummat, dan penuh rahmat.

Tetangga atau Lingkungan yang Baik
Setelah memilih dan saling membimbing pasangan untuk bersama menshalihkan diri, hal paling krusial lainnya adalah memilih tetangga atau lingkungan yang baik. Hal ini diajarkan Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa sallam dalam hadits riwayat Al Khatib, "Pilihlah tetanga sebelum memilih rumah. Pilihlah kawan perjalanan sebelum memilih jalan dan siapkan bekal sebelum berangkat (bepergian)." Rasulullah Shallallahu'alayhi wa sallam bahkan juga berdoa: "Ya Allah, aku berlindungan kepada-Mu dari tetangga yang buruk di tempat pemukiman." (Hadits riwayat Ibnu 'Asakir).

Bayangkan saja apabila memiliki tetangga yang berakhlak buruk, selain hati kita tidak nyaman, sulit bagi kita menjalin silaturrahim yang penuh manfaat dengannya. Pun kasihan anak-anak karena tidak mendapat teladan yang baik. Akan tetapi, alangkah indahnya apabila kita berada dalam lingkungan yang penuh nilai-nilai Islam, akrab, saling menolong, dan senantiasa mengajak kepada kebaikan.

Beberapa pengembang perumahan sekarang juga menyasar kebutuhan akan lingkungan yang baik bagi Muslim dan Muslimah. Di antaranya adalah Bumi Darussalam di Depok dan Bukit Adz-Dzikra di Sentul, keduanya di Jawa Barat. Bumi Darussalam memulai pembangunan dengan membangun masjid di tengah tengah komplek hunian sebagai tempat utama para penghuni menyatu dalam ibadah dan berinteraksi antara satu warga dengan warga penghuni lainnya. Tujuannya, dibangunnya masjid akan memudahkan penghuni melangkahkan kaki untuk menunaikan kewajibannya. Uniknya, masjid dibangun dekat dengan pusat-pusat kegiatan lainnya, seperti taman bermain atau fasilitas olah raga.

Sementara Bukit Adz-Dzikra, dengan tokoh sentral Ustadz Arifin Ilham yang juga tinggal disana, serius merancang program-program rohani di kompleks tersebut. Masjid Muammar Qaddafy yang berada di depan kompleks menjadi tempat berbagai pengajian dan acara keislaman. Selain itu, penghuni kompleks juga diharuskan shalat berjamaah di masjid dan dilarang merokok.

Berlokasi Dekat Masjid
Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda, "Shalat seseorang dengan berjamaah itu melebihi shalatnya di rumah atau di pasar sebanyak dua puluh lima kali lipat. Yang demikian itu karena bila seseorang berwudhu dan menyempurnakan wudhunya kemudian pergi kemasjid dengan tujuan semata-mata untuk shalat maka setiap kali ia melangkahkan kaki diangkatlah kedudukannya satu derajat dan dihapuslah satu dosa. Dan apabila dia mengerjakan shalat maka para malaikat selalu memohonkan untuknya rahmat selama ia masih berada di tempat shalat selagi belum berhadats, mereka memohon, 'Ya Allah limpahkanlah kesehatan atasnya, ya Allah limpahkanlah rahmat untuknya'. Dan dia telah dianggap sedang mengerjakan shalt sementara menantikan tiba waktu shalat". (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu)

Alangkah menyenangkannya apabila setiap waktu shalat kita dapat mendengar adzan dari masjid dekat rumah. Lalu sang ayah mengajak anak lelaki untuk bersegera ke masjid, sementara ibu dan anak perempuan berjamaah di rumah. Selain itu, di masjid juga biasanya diadakan pengajian dan kegiatan sosial lainnya yang akan lebih mudah diikuti anggota keluarga apabila lokasinya berdekatan.

Luas dan Indah
Lalu apa lagi pertimbangan saat akan memilih rumah Islami? Abila Allah memberi rizqi untuk bisa memilih rumah yang cukup luas maka kita dapat menerapkan konsep pemisahan ruang tamu untuk lelaki dan perempuan. Juga dapat menjalankan pula ajaran Rasulullah Shallallahu 'alayhi wasallam untuk memisahkan kamar anak lelaki dan perempuan, kamar privat untuk suami istri, hingga sekat yang menjaga agar asisten rumah tangga terjaga auratnya.

Rumah luas juga memudahkan keluarga dalam menyediakan mushala, perpustakaan, taman untuk anak anak bermain, hingga kolam renang keluarga yang melindungi aurat anggota keluarga. Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda mengenai hal ini,
"Di antara kebahagiaan seorang Muslim ialah mempunyai tetangga yang shalih, rumah yang luas, dan kendaraan yang meriangkan." (Hadits riwayat Ahmad dan Al Hakim)

juga diriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa sallam pernah berdoa, "Ya Allah, ampunilah disaku, luaskanlah rumahku, berilah barakah dalam rizqiku!" Kemudian beliau ditanya, 'Mengapa doa ini yang banyak engkau baca, ya Rasulullah?' Maka jawab Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa sallam : 'Apa ada sesuatu yang lain yang kamu cintai?" (Hadits riwayat An-Nasa'i dan Ibnu Sunni)

Selain itu, yang juga amat penting, tatalah rumah agar tampak rapi dan indah. Seperti apa pun rumah yang atas izin Allah sanggup kita sewa atau beli, tindakan sederhana membersihkannya setiap hari, menghias dengan kaligrafi, atu menata taman cukup untuk mewujudkan rumah nan cantik. Karena, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa sallam, "Sesungguhya Allah indah dan senang kepada keindahan." (hadits riwayat Al-Baihaqi)

"Sesungguhnya Allah itu baik, Dia suka kepada yang baik. Dia juga bersih, suka kepada yang bersih. Dia juga mulia, suka kepada yang mulia. Dia juga dermawan, sangat suka kepada yang dermawan. Oleh karena itu bersihkanlah halaman rumahmu, jangan kamu menyerupai orang-orang Yahudi." (Hadits riwayat Tarmizi) 
Fungsional dan Syar'i
Rumah luas dan indah bukan berarti bermewah-mewahan. Sifat qana'ah (merasa cukup) dan sukap sederhana akan menjadi hati tersa lebih tenang. Dengan demikian, kita tidak merasa perlu membentengi rumah kita dengan pagar berduri setinggi tiga meter hanya agar bisa tidur nyenayak. Lagipula, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, 
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur, janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu)". (Al-Quran surat At-Takatsur 102 ayat 1-3) 
Bagian dari tidak bermegah-megahan adalah menjaga agar apa yang ada dalam rumah kita hanyalah barang-barang fungsional yang kita perlukan. Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, "Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda, "sebagian tanda dari baikna ke-Islaman sesorang ialah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat." (Hadits riwayat Tirmidzi)

lalu bagaimana memilih rumah yang syar'i? Pertama, carilah rumah yang dapat menjaga aurat anggota keluarga. Pintu masuk bisa dibuat menyamping dan tidak langsung memperlihatkan isi kamar. Kemudian, kamar anak perempuan dan lelaki haruslah terpisah. Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda, "Suruhlah anak-anak kalian mengerjakan shalat ketika berumur tujuh tahun. Dan pukullah mereka jika berusia sepuluh tahun (bila belum mau mengerjakan sholat). Dan pisahkanlah tempat tidur mereka (laki-laki dan perempuan). " (Hadits riwayat Abu Dawud)
Ke dua,  jagalah hijab dengan penghuni rumah yang bukan mahram, ini adalah hal penting yang sering terlupakan. Asisten rumah tangga yang sudah dianggap seperti saudara tetap saja bukan mahram. Jadi, kita harus menyediakan hijab yang layak untuknya, seperti kamar dan kamar mandi yang melindungi auratnya. Hal yang sama berlaku kepada saudara sepupu yang tidak sepersusuan dan saudara ipar.

Dari Uqbah bin Amir radhiyallahu'anhu meriwayatkan, Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda, "Janganlah kalian menjumpai wanita-wanita (yang brukan mahram)," Lalu ada seseorang bertanya, "Ya, Rasulullah, bagaimana (hukumnya) dengan ipar?" Beliau bersabda, "Saudara ipar itu mau." (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim)

Ke tiga, tetapkanlah ruang untuk shalat yang layak. Pilih tempat yang kita akan nyaman berlama-lama sujud dan ruku' kepada Allah. Ruang tersebut juga harus terjamin bersih dari najis.

Ke empat, kloset kamar mandi tidak boleh menghadap ke kiblat atau membelakanginya. Ini sesuai hadits Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa sallam berikut, "Dari Abu Ayyub Al-Anshari radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alayhi wasallam bersabda, "Apabila engkau ke kamar kecil (toilet), janganlah menghadap kiblat atau membelakanginya ketika buang air kecil atau buang air besar." (Hadits riwayat Muslim)

Jangan Libatkan Hal-hal Syirik
Sebagian dari masyarakat Indonesia masih percaya tentang hari baik untuk pindah rumah berdasarkan primbon (kitab yang mengajarkan berbagai pertimbangan dalam urusan kehidupan sehari-hari, yang tidak berdasarkan kepada Islam).
Seperti misalnya, pindahan pada hari Jum'at Kliwon itu Demang Kandhuwuran atau tidak baik. Padahal, Jum'at adalah hari baik menurut Islam. Tidak ada hari yang buruk. Karena itu, jangan libatkan hal-hal syirik semacam ini ketika akan memilih rumah.

Selain itu, ada pula kepercayaan bahwa dalam memilih rumah harus memerhatikan Feng Shui. Baik dari segi lokasi, arah menghadap rumah, hingga penempatan perabotan. Padahal, selama rumah tersebut dapat menutupi aurat penghuninya, kloset tidak menghadap atau membelakangi kiblat, dan diperoleh dari harta yang halal, insya' Allah rumah tersebut baik. Kita tidak perlu dan tidak boleh berpedoman pada kompas atau topografi cina Kuno yang tidak ada dalilnya tersebut.

Salah satu yang menjadi mitos adalah bahwa rumah bernomor 13 atu berposisi tusuk satu akan membawa kesialan juga tidak boleh kita yakini. Ustadz Ahmad Sarwat, Lc dalam situsnya menjawab pertanyaan seseorang terkait posisi rumah tusuk sate. Sang penanya bingung menjelaskan kepada keluarganya bahwa tidak ada yang salah dengan rumah berposisi tusuk sate yang akan dibelinya.

Ustadz Sarwat menuturkan, sebagai Muslim, kita wajib percaya bahwa tidak ada yang bisa mencelakakan kita kecuali atas izin Allah Ta'ala.

Kepercayaan bohong itu dikembangkan oleh para syaitan yang pekerjaannya memang menipu manusia dan membisikkan kpercayaan jahat di dalam hati manusia. Hanya saja seringkali dikemas dengan nama dan istilah yang berbeda-beda. Terkadang kepercayaan syirik itu dianggap sebagai nasehat orangtua sehingga seolah kalau tidak dipercayai akan menimbulkan bencana tertentu. Apabila masih ada orangtua yang memercayai hal ini maka dapat kita jelaskan dengan baik-baik.

Undanglah Malaikat Rahmat
Setelah memilih rumah maka pastikan Malaikat Rahmat berkenan masuk ke rumah kita. bagaimana caranya? Selain menjaga agar nilai-nilai ke-Islaman selalu hadir dalam aktivitas kita, jangan pelihara anjing dan jangan letakkan lukisan dan patung menyerupai mahluk bernyawa. Hal ini sebagaimana hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassalam yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, "Malaikat (pembawa) rahmat tidak akan masuk rumah yang di dalamnya ada anjing dan gambar."

Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa sallam menegaskan ini sewaktu beliau pulang dari bepergian, lalu mendapati di tengah rumah terdapat tabir bergambar. Beliau memanggil istrinya, Aisyah radhiyallahu 'anha dan bersabda, "Hai Aisyah! Sekeras-keras siksa manusia pada hari kiamat adalah yang menyaingi bikinan Allah." (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim. Maka Aisyah radhiyallahu 'anha pun segera memotong-motong tabir tersebut dan dijadikan bantal.

Rumah Akhirat

Hal terakhir yang perlu diingat dalam memilih rumah, apabila kita mempertimbangkan dan merencanakan dengan serius saat akan memilih rumah di dunia maka kita harus lebih serius dalam merencanakan rumah kita di akhirat kelak. Rumah yang akan abadi menjadi tempat tinggal kita. Kita tentu mau punya rumah yang berdekatan dengan Rasulullah, berpemandangan telaga Kautsar di syurga Firdaus nan teramat indah, bukan? Karena itu, mari siapkan juga juga rumah di akhirat nanti.

Mulailah berpikir dan berhitung, apa saja yang diperlukan untuk membangun rumah di syurga? Mata uang apa yang dapat digunakan untuk membeli bahan-bahannya? Apa saja yang harus jkita lakukan untuk mendapatkan mata uang tersebut? Juga, bagaimana caranya agar kita berhak mendapat kavling' di syurga? Renungan ini perlu kita tanyakan terus menerus sehingga setelah kita mewujudkan rumahku syurgaku di dunia, suatu saat kita dapat mengatakan, "Syurga ini rumahkau." Aamiin ya rabbal 'alamiin.

(wb-kcsu team)


Share/Bookmark
Diposting oleh KCSU Team on Jumat, April 06, 2012. Filed under , . Adapun Update berita dan kegiatan room dapat disimak melalui RSS 2.0. Jangan lupa klik tombol suka/like dibawah ini:

Baca juga artikel menarik dibawah ini :



0 komentar for "Panduan Memilih Rumah Islami"

Posting Komentar