Inilah Rahasia Larisnya Tiket Konser ''Syetan'' Lady Gaga
Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada baginda Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.
Lady Gaga direncakan akan menggelar
konser di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, pada 3 Juni mendatang.
Walaupun Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan haram terhadap konser
tersebut dengan alasan di setiap aksi panggungnya Lady Gaga selalu
berpenampilan seksi dan menampilkan aksi pornografi. Namun sebanyak 40
ribu tiket yang disediakan promotor Big Daddy ludes terjual. (Lihat:
detikhot, Selasa, 20/03/2012)
Bagi praktisi dakwah, ini satu fenomena
menyedihkan. Para ulama tidak lagi didengar petuah dan nasihatnya.
Bahkan dalam urusan halal-haram, Jawaban MUI disamakan dengan jawaban
para artis. Dan lebih parah lagi, komentar-komentar para artis diangkat
untuk menghakimi fatwa MUI.
Satu contohnya, VIVANEWS, pada
Jum'at 23 Maret 2012 mengangkat komentar Indah Dewi Pertiwi, penyanyi
sekaligus fans Lady Gaga yang akan tetap menyaksikan konser Lady Gaga,
"Mau harganya mahal tetap gue beli. Ya jangan sampai dicekal lah, keren
Lady Gaga sampai konser di sini," tuturnya.
Rahasia Larisnya Tiket Konser Syetan Lady Gaga
Fenomena cukup miris, di mana banyak
rakyat menjerit karena kemiskinan dan kesulitan hidup, sebagian anak
negeri menghabiskan ratusan ribu hingga jutaan rupiah untuk berhura-hura
menyaksikan tontonan haram Lady Gaga. Disebutkan 40 ribu tiket yang
disedian telah ludes terjual jauh-jauh bulan. Padahal di sekitar banyak
manusia yang membutuhkan uluran bantuan untuk mempertahankan hidup
mereka. Sedikit manusia yang mau peduli dan ringan mengeluarkan infak
membantu sesama. Padahal ini akan memberikan kebahagiaan hidup mereka di
dunia maupun di akhirat.
Timbul pertanyaan, kenapa dalam acara-acara penuh maksiat manusia mudah mengeluarkan koceknya yang terbilang tidak sedikit?
Acara-acara maksiat dan tontonan haram
seperti konser Lady Gaga termasuk bagian dari perbuatan buruk dan
munkar. Sedangkan syetan, kerjanya menyuruh manusia berbuat keji dan
munkar, memotifasi dan menghiasinya.
Allah Ta'ala berfirman,
وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ إِنَّمَا يَأْمُرُكُمْ بِالسُّوءِ وَالْفَحْشَاءِ
"Dan janganlah kamu mengikuti
langkah-langkah Syetan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang
nyata bagimu.Sesungguhnya Syetan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat
dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui." (QS. Al-Baqarah: 168-169)
Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi dalam Aisar Tafasir
mengatakan, ". . . Allah memberitahu kepada mereka (manusia), di mana
Dia adalah Tuhan mereka, bahwa syetan tidaklah menyuruh mereka kecuali
yang membahayakan badan dan ruhani mereka serta keburukan. ."
وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
"Dan Syetan pun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan." (QS. Al-An'am: 43)
Mengeluarkan kocek lebih untuk
mendapatkan tiket konser "syetan" Lady Gaga yang terbilang mahal
termasuk bagian dari tabzir, yakni menhambur-hamburkan atau
menyia-nyiakan harta untuk kebatilan dan perbuatan maksiat. Dan
perbuatan tabzir termasuk perbuatan kufur terhadap nikmat Allah Subhanahu wa Ta'ala yang menjadi amal rutin Syetan.
وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا
"Dan janganlah kamu
menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya
pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah
sangat ingkar kepada Tuhannya." (QS. Al-Isra': 26-27)
Menurut Imam Qatadah, Tabzir (boros,
menghambur-hamburkan atau menyia-nyiakan harta) berarti mengeluarkan
biaya dalam kemaksiatan kepada Allah Ta'ala dan pada selain kebenaran
(pada kebatilan), dan dalam perilaku merusak.
Ibnu Mas'ud Radhiyallahu 'Anhu menjelaskan
makna tabzir dari ayat di atas, "Tabzir: berinfak bukan pada
kebenaran." Ini pula pendapat yang dipilih Ibnu Abbas sebagaimana yang
disebutkan Ibnu Katsir.
Imam Mujahid berkata, "Kalau saja
seseorang menginfakkan seluruh hartanya dalam kebenaran, maka ia bukan
berbuat tabzir. Dan kalau saja ia menginfakkan satu mud yang bukan pada
kebenaran, ia telah berbuat tabzir." (Lihat Tafsir Ibnu Katsir)
Sedangkan orang-orang yang berbuat
tabzir itu menjadi teman syetan dalam perbuatan tabzirnya, kebodohan,
meninggalkan ketaatan kepada Allah, dan melakukan perbuatan maksiat
kepada-Nya. Karena tabiat syetan adalah menentang Allah dan mengingkari
nikmat Allah kepadanya. Syetan juga tidak mengerjakan ketaatan
kepada-Nya, bahkan sebaliknya ia terus berbuat maksiat kepada Allah dan
menyalahi perintah-Nya.
Syaikh Al-Sa'di dalam tafsirnya menjelaskan, "Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan",
karena syetan tidak menyeru (mengajak) kecuali kepada perilaku buruk,
ia menyeru manusia untuk bakhil dan pelit. Jika manusia tidak
mematuhinya, maka syetan menyeru untuk berbuat berlebihan dan
menyia-nyiakan harta."
. . syetan tidak menyeru (mengajak) kecuali kepada perilaku buruk, ia menyeru manusia untuk bakhil dan pelit. Jika manusia tidak mematuhinya, maka syetan menyeru untuk berbuat berlebihan dan menyia-nyiakan harta. . .
Akibat Buruk Perbuatan Tabzir
Syaikh Khalid bin Abdillah al-Mushlih,
-guru besar bidang Fikih di fakultas Syariah, di Jami'ah al-Qashiim-
menuturkan, bahwa perbuatan berlebihan dan tabzir adalah penyakit
mematikan yang merusak umat dan masyarakat, menghancurkan harta dan
kekayaan, ia menjadi sebab datangnya siksa dan musibah yang di dunia
maupun di akhirat.
Beliau menambahkan, berlebihan (menghamburkan harta) menyebabkan pelakunya menjadi sombong di muka bumi. Karennaya Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Makan, minum, bersedekah, dan pakailah baju selama tidak disertai israf (berlebihan) dan kesombongan." (HR. Ahmad, al-Nasai, dan Ibnu Majah)
. . . berlebihan dan tabzir adalah penyakit mematikan yang merusak umat dan masyarakat, menghancurkan harta dan kekayaan, ia menjadi sebab datangnya siksa dan musibah yang di dunia maupun di akhirat. . .
Berat Berinfak Tapi Ringan Bermaksiat
Syetan senantiasa menghalangi manusia
dari kebaikan dari menjalankan ketaatan, salah satunya dalam
mengeluarkan infak. Syetan menakut-nakuti dengan kemiskinan agar manusia
menjadi pelit dan tidak menginfakkan hartanya. Namun sebaliknya, dalam
urusan kemaksiatan tidak demikian. Seseorang akan lebih ringan
mengeluarkan hartanya untuk kemungkaran dan kemaksiatannya. Sebabnya,
Syetan memotifasi, mendorong, dan menghiasi perbuatannya tersebut.
Allah Ta'ala berfirman,
الشَّيْطَانُ
يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ وَاللَّهُ يَعِدُكُمْ
مَغْفِرَةً مِنْهُ وَفَضْلا وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
"Setan menjanjikan (menakut-nakuti)
kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat buruk (kikir); sedang
Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah
Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 168)
Ibnu Katsir berkata tentang firman Allah Ta'ala, " Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan",
maksudnya: ia menakut-nakuti kalian dengan kefakiran supaya kalian
tetap menggenggam tangan kalian, sehingga tidak menginfakkanya dalam
keridhaan Allah.
"Dan menyuruh kamu berbuat buruk",
maksudnya: bersama larangannya kepada kalian dari berinfak karena takut
miskin, Syetan menyuruh kalian dengan kemaksiatan, perbuatan dosa,
keharaman, dan menyalahi perintah al-Khallaq (pencipta; yakni Allah
Ta'ala)."
Al-Jazairi berkata dalam menafsirkan "Dan menyuruh kamu berbuat buruk":
dia (Syetan) menyeru kalian untuk mengerjakan perbuatan buruk, di
antaranya bakhil dan kikir. Karenanya Allah Ta'ala memperingatkan para
hamba-Nya dari syetan dan godaannya, lalu mengabarkan bahwa Syetan
menjanjikan dengan kefakiran, artinya: menakut-nakuti mereka dengan
kemiskinan sehingga mereka tidak mengeluarkan zakat dan shadaqah.
(sebaliknya) ia menyuruh mereka untuk berbuat buruk sehingga
mengeluarkan harta mereka dalam keburukan dan kerusakan, serta bakhil
mengeluarkannya untuk kebaikan dan kemaslahatan umum."
Nasihat dan Penutup
Perbuatan haram, maksiat dan kemungkaran
diiringi rasa bangga pelakunya. Kenapa? Karena Syetan ikut serta
mendorong, memotifasi dan menghiasi perbuatan buruk tersebut. Bahkan
untuk mengeluarkan uang dalam jumlah besar, biasanya, pelakunya tidak
merasa berat. Ini juga karena ada peran Syetan di dalamnya.
Berbeda dengan perbuatan baik dan amal
shalih, Syetan senantiasa menghalangi dan menakut-nakuti hamba yang
ingin mengerjakannya. Begitu juga untuk berinfak dalam kebaikan, syetan
menakut-nakuti dengan kemiskinan. Sehingga beratlah orang untuk
berinfak, jikapun tetap berinfak, -umumnya, kecuali orang yang dirahmati
Allah- alokasi dana untuknya tidak sebanding yang dikeluarkan untuk
kemaksiatannya.
Sebagai orang beriman akan akhirat, kita
harus senantiasa ingat, bahwa setiap perbuatan kita ada
pertanggungjawabannya di akhirat. Urusan uang termasuk di dalamnya.
Seseorang akan ditanya oleh Tuhannya tentang hartanya, dari mana ia
peroleh dan dalam hal apa ia gunakan? Karenanya siapa yang sudah
terlanjur membeli tiket konser Haram Lady Gaga segeralah bertaubat
kepada Allah sebelum kematian menghampiri Anda. Kembalikan itu tiket dan
minta kembali uang Anda sebagai bentuk nyata penyesalan Anda. Semoga
Allah melimpahkan hidayah-Nya kepada kita semua, Amiin.
[PurWD/voa-islam.com]